Saturday, May 9, 2015

TOURISM D'QIANO WATERPARK HOTSPRING ( One mile of DIENG )

Dieng Water Park d-Qiano or Water boom at Dieng Was in open, Tour, Dieng who was recently opened On 4 April 2015, the date of opening of the Waterpark this in open Free to visit for 3 days a visitors Log On date 4-6 April 2015, the opening of a water playground Dieng Water Park is presenting a natural hot springs, and Dieng would be Complete there is nature tourism , Culture, religion, Culture, culinary and Tourist, tour operators such as Dieng we will become more complete and interesting to provide a tour package to visit for the tourists who want to visit the Sights of Dieng.
Continue Reading...

Wednesday, November 28, 2012

Mahasiswa KKN UNNES 2012 dukung Sutrisno


Batang (Jalur Pantura) - Saya (Anugrah Wibisono) dengan Achmad Rudi Kurniawan sedang KKN UNNES 2012 dalam perjalanan rapat KKN di desa Clapar (Kab. Batang) melihat Sepasang suami istri bersama seorang putra dan tiga cucunya melakukan aksi jalan kaki menuju Jakarta dilakukan untuk mencari keadilan hukum yang selama ini tidak didapatkan. Dengan mengenakan baju seadanya Sutrisno memegang bendera indonesia dan kain yang bertulis mencari keadilan dipakaiannya.
Mereka adalah pasangan suami istri yang berasal dari Desa Kalangan Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Nekad, berjalan kaki menuju Jakarta, untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudoyono di Jakarta. Aksi nekat ini mereka lalukan demi mencari keadilan hukum yang tidak pernah mereka dapatkan.
Rombongan yang terdiri enam orang ini dipimpin oleh Sutrisno (66). Dia didampingi istri tercinta, Suwarsih (56). Selain itu, ikut bersama mereka adalah tiga cucunya, yakni alif Nurulhidayah (11) Sujabas Sidik (8) dan Priyambudi (4,5). Berenam, mereka dari rumahnya pada hari Senin (12/11) sekitar pukul 08.00.
”Kami hanya membawa bekal air, baju, selimut, tenda dan persediaan makanan. Kalau uang, ya kami hanya punya pas-pasan saja,” kata Sutrisno saat beristirahat di masjid Al Manah, sebelah barat kantor Kecamatan Mojosongo.
Bahkan dia bernadzar tidak makan nasi selama perjalanan sebelum masalah yang dihadapi belum selesai. Semua ini dia lakukan karena tidak kuat atas ketidakadilan hukum yang ia terima sejak tahun 1998 lalu.
Ia memaparkan, pada tahun 1998 lalu, dirinya menjadi korban oleh oknum aparat. Rumah yang dia tempati di rusak dan di bakar oleh oknum tersebut. Namun hingga kini, pelaku perusakan tersebut tidak tersentuh hukum sama sekali.
Kasus itu berawal, saat dirinya mengadukan adanya praktek korupsi yang dilakukan oleh perangkat desa setempat. Pihaknya melaporkan hasil temuannya ke DPRD Klaten. Setelah pulang dan sampai di rumah, dia didatangi oleh dua orang.
 ”Mereka itu mengitimdasi saya. Jika saya melaporkan kejadian itu, maka keselamatan saya tidak dijamin,” katanya.
Beberapa hari kemudian, dua orang itu datang lagi. Orang itu merusak rumah miliknya satu-satunya itu. Setelah kejadian itu, ternyata kasus ini menguap begitu saja.
Ancaman dan perusakan itu membuatnya bertekad menemui kepala negara di Jakarta.
”Kami berencana akan mengadukan kasus ini ke DPR-RI, Komnas HAM, dan terakhir ke Presiden. Pada tahun 2010 lalu, Komnas HAM pernah menurunkan tim pencari fakta, namun sekarang hasilnya tidak ada,” pungkasnya. (yulianto) dan anugrah
Achmad Rudi Kurnaiawan (mahasiswa UNNES)
Anugrah Wibisono (mahasiswa UNNES)
Continue Reading...
 

Blogroll

Text

Design architecture and MEP Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template